ANALISIS BEST PRACTICE DENGAN ANALISIS STAR ( SAE PANGGALIH )
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
|
SMAN
11 SEMARANG |
Lingkup
Pendidikan |
SMA |
Tujuan
yang ingin dicapai |
1) Untuk lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa,
Guru memilih untuk menggunakan metode pembelajaran PjBL ( Project Based Learning ) dengan
menggunakan media wayang kaos kaki pada peserta didik kelas XI untuk materi “Permasalahan
Sosial di Masyarakat”. 2) Untuk
lebih meningkatkan daya inovasi dan kreativitas yang rendah, Guru
memilih untuk menggunakan metode pembelajaran PjBL ( Project based Learning ) dengan menggunakan media buku mumbul
pada peserta didik kelas XII untuk materi “Perubahan Sosial di Masyarakat”. 3)
Untuk lebih meningkatkan minat baca ( budaya literasi ) siswa agar tidak berada pada
posisi yang rendah , Guru memilih untuk menggunakan
metode pembelajaran PBL ( Problem Based
Learning ) dengan menggunakan media Komik Sosiologi untuk materi “
Kesetaraan didalam Keberagaman Masyarakat Multikultural “ untuk peserta didik
kelas XI. 4) Untuk lebih meningkatkan kemampuan
siswa didalam penguasaan fasilitas IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan teknologi )
kekinian didalam kegiatan pembelajaran, Guru memilih untuk menggunakan metode
pembelajaran PjBL ( Project Based
Learning ) dengan menggunakan media Vlog Keren Sosiologi (VLOGGY) pada peserta
didik kelas XII untuk materi “ Globalisasi dan Modernisasi dalam Kehidupan
Masyarakat”. |
Penulis
|
Sae Panggalih, S.Pd. |
Tanggal
|
a)
Pelaksanaan
Aksi PPL 1 : 13 Oktober 2022 (PjBL) b)
Pelaksanaan
Aksi PPL 2 : 26 Oktober 2022 (PjBL) c)
Pelaksanaan
Aksi PPL 3 : 3 November 2022 (PBL) d)
Pelaksanaan
Aksi PPL 4 : 15 November 2022 (PjBL) |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah,
mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan
tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Pasca pandemi covid 19 berlalu, kegiatan
pembelajaran di sekolah kembali dilaksanakan secara luring (tatap muka
langsung), hal ini tentunya sangat membutuhkan adaptasi dari pihak guru
maupun siswa sebagai warga sekolah yang harus menerima kondisi pembelajaran
era baru ini. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, Guru tentunya akan
banyak menemukan kendala-kendala yang muncul akibat situasi yang ada
sekarang, oleh karenanya beberapa contoh konkret kendala pembelajaran berikut
ini akan saya jadikan sebagai Cerita Praktik Baik (Best Practice) dalam
memperbaiki kualitas pembelajaran di SMAN 11 Semarang : a) Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Ilutrasi 1. Peserta didik di SMAN 11 Semarang sedang memperagakan cara bermain wayang Sosiologi guna meningkatkan motivasi belajar dengan cara yang gembira dan mewujudkan prinsip merdeka belajar Link karya siswa : https://www.youtube.com/watch?v=JIKsfjeF3bM&t=170s Pada mata pelajaran Sosiologi di kelas XI yang saya ampu
di SMAN 11 Semarang, kendala motivasi belajar siswa yang rendah akan saya
coba carikan solusi pemecahannya dengan menerapkan metode pembelajaran PJBL
(Project Based Learning) dengan bantuan media ajar wayang sosiologi yang
sangat menarik, melatih kreativitas, dan dapat mengembangkan pola berpikir
siswa didalam mengembangkan naskah skenario cerita wayang yang berkaitan
dengan materi permasalahan sosial di masyarakat. Selama
kegiatan pembelajaran pembuatan wayang berlangsung, guru berperan mendampingi
siswa untuk mengerjakan lembar LKPD, menyusun naskah skenario wayang,
membimbing dan memberikan tutorial sederhana membuat wayang kaos kaki, dan
mendampingi siswa untuk membangun panggung pementasan sederhana sebelum
dilakukan penilaian oleh guru pada pertemuan berikutnya. Semoga dengan media wayang
sosiologi yang berkorelasi dengan metode pembelajaran PJBL ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa saya dengan cara yang menyenangkan dan
mengembangkan inovasi serta kreativitas didalam pembelajaran di era modern
kini b) Meningkatkan
daya inovasi dan kreativitas yang rendah Ilutrasi
2. Peserta didik di SMAN 11 Semarang sedang mempresentasikan ragam fenomena
perubahan sosial di masyarakat dengan menggunakan media buku mumbul yang
kreatif dan penuh inovasi karya Link karya siswa : https://www.youtube.com/watch?v=iI6EtWuvkpo&t=27s Pada mata pelajaran Sosiologi di
kelas XII yang saya ampu di SMAN 11 Semarang, kendala peserta didik yang
memiliki daya inovasi dan kreativitas rendah akan saya coba carikan solusi
pemecahannya dengan menerapkan metode pembelajaran PJBL (Project Based
Learning) dengan bantuan media ajar buku mumbul ( pop-up book) yang sangat
menarik, melatih kreativitas, dan dapat mengembangkan pola berpikir siswa
didalam mengembangkan ragam fenomena sosial di masyarakat yang berkaitan
dengan materi perubahan sosial di kelas XII IPS . Selama
kegiatan pembelajaran pembuatan “buku mumbul perubahan sosial” berlangsung,
guru berperan mendampingi siswa untuk mengerjakan lembar LKPD terkait
fenomena sebelum dan sesudah terjadi perubahan sosial di suatu kelompok
masyarakat akibat kemunculan suatu fenomena tertentu, membimbing dan
memberikan tutorial sederhana membuat pop up buku mumbul, dan mendampingi
siswa selama melakukan presentasi dan sesi tanya jawab dengan kelompok lain
hingga memberikan penilaian kepada siswa pada pertemuan kali ini. Semoga dengan media Buku Mumbul
sosiologi yang berkorelasi dengan metode pembelajaran PJBL ini dapat mewujudkan
makna dari merdeka belajar dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan
inovatif siswa saya dengan cara yang menyenangkan didalam pembelajaran
menginspirasi di era modern kini . c) Meningkatkan
minat baca ( budaya literasi ) siswa agar tidak berada pada posisi yang
rendah Ilutrasi 3. Ragam ilustrasi menarik yang bercerita tentang fenomena masyarakat multikultural di Indonesia Link komik sosiologi: https://www.youtube.com/watch?v=VvemQt1RrYQ&t=143s Pada mata pelajaran Sosiologi di kelas XI yang saya ampu
di SMAN 11 Semarang, kendala peserta didik yang memiliki minat baca ( budaya
literasi ) yang rendah akan saya coba carikan solusi pemecahannya dengan
menerapkan metode pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan bantuan
media ajar Komik Sosiologi ( SosMik ) yang sangat menarik dan diharapkan
dapat meningkatkan minat baca peserta didik, dan dapat mengembangkan pola
berpikir siswa secara kritis di dalam memahami ragam fenomena keberagaman di
masyarakat Indonesia yang multikultural yang berkaitan dengan materi
"Kesetaraan didalam Keberagaman" di kelas XI IPS . Selama
kegiatan pembelajaran menganalisis fenomena Komik Sosiologi (SosMik) yang
telah dibuat oleh guru sedang berlangsung, guru berperan mendampingi siswa
untuk mengerjakan lembar LKPD terkait fenomena keberagaman di masyarakat yag
disesuaikan dengan cerita komik yang didapatkan oleh masing-masing kelompok,
mendampingi siswa untuk melakukan presentasi terkait hasil analisis cerita
komik yang telah mereka baca, dan mendampingi proses tanya jawab dengan
kelompok lain terkait fenomena keberagaman yang dibahas oleh tiap kelompok. Semoga dengan media Komik Sosiologi
yang berkorelasi dengan metode pembelajaran PBL ini dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa saya dengan cara yang menyenangkan didalam
pembelajaran di era modern kini d) Meningkatkan kemampuan siswa didalam
penguasaan fasilitas IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan teknologi ) kekinian
didalam kegiatan pembelajaran Ilutrasi
4. Peserta didik di SMAN 11 Semarang sedang memanfaatkan gawai yang canggih
sebagai sarana untuk mengembangkan penguasaan teknologi alat komunikasi untuk
mendukung proses pembelajaran modern.
Link karya siswa : https://www.youtube.com/watch?v=zJ3h61V4i64&t=4s Pada mata pelajaran Sosiologi di kelas XII yang saya
ampu di SMAN 11 Semarang, kendala peserta didik yang memiliki pemahaman
kurang baik terkait penguasaan IPTEK akan saya coba carikan solusi
pemecahannya dengan menerapkan metode pembelajaran PJBL (Project Based
Learning) dengan bantuan media "VLOGGY" ( Vlog Keren Sociology )
yang sangat menarik, melatih kemampuan siswa untuk menggunakan aplikasi
penyuntingan film secara sederhana, dan dapat mengembangkan pola berpikir
siswa didalam mengembangkan pemahamannya terkait teknologi pembelajaran di
kelas XII IPS untuk materi globalisasi dan modernisasi di masyarakat . Selama
kegiatan pembelajaran pembuatan vlog “VLOGGY” berlangsung, guru berperan
mendampingi siswa untuk mengerjakan lembar LKPD terkait analisis fenomena
Globalisasi dan Modernisasi, mendampingi siswa untuk melakukan proses
pengambilan gambar (syuting) video baik yang dilakukan secara outdoor maupun
indoor, mendampingi siswa untuk melakukan pengeditan video serta
mengunggahnya di instagram kelas, dan mendampingi siswa untuk melakukan
presentasi hasil vlog untuk disaksikan bersama hasilnya dengan kelompok lain
untuk memperoleh tanggapan positif yang membangun. Semoga dengan media Vlog keren
sosiologi yang berkorelasi dengan metode pembelajaran PJBL ini dapat
meningkatkan kemampuan penguasaan IPTEK siswa saya dengan cara yang
menyenangkan didalam pembelajaran di era modern kini |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat, |
Pasca
pandemi covid 19, tentunya banyak sekali tantangan yang akan dihadapi oleh
bapak dan ibu guru selama proses kegiatan belajar mengajar luring berlangsung.
Saya pribadi selaku guru mapel Sosiologi juga mendapatkan tantangan-tantangan
yang beragam yang harus diatasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan
tentunya dengan keterlibatan berbagai pihak pula yang bisa membantu saya
untuk mengatasi setiap tantangan yang ada. Beberapa tantangan yang ingin saya
jabarkan diantaranya adalah : a) Tantangan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Ilustrasi
5. Kegiatan peningkatan motivasi belajar siswa menggunakan media wayang
sosiologi di dalam pembelajaran indoor maupun outdoor Didalam menciptakan iklim pembelajaran yang
inspiratif, tentunya hal utama yang harus dibangun pada awal pembelajaran
adalah motivasi belajar siswanya terlebih dahulu. Tetapi pasca pandemi covid
19, ada penurunan motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh faktor
lingkungan tempat tinggal siswa yang mungkin kurang mendukung munculnya
motivasi positif mereka untuk belajar dikarenakan pengaruh teman bergaul
maupun kesibukan pekerjaan orang tua, ataupun karena kondisi ekonomi keluarga
yang terpuruk akibat pandemi, Oleh karenanya Saya pribadi selaku guru harus
bisa berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar mereka pasca pandemi covid
19 dengan merancang pembelajaran yang penuh kreativitas dan dapat memunculkan
semangat mereka untuk belajar di sekolah dengan gembira. Dalam penciptaan iklim belajar yang gembira ini
tentunya saya sangat membutuhkan keterlibatan pihak lain yang dapat
mensukseskan kegiatan peningkatan motivasi belajar siswa, seperti halnya
keterlibatan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana yang
memperbolehkan saya untuk meminjam beberapa properti sekolah untuk kesuksesan
pementasan wayang sosiologi, seperti halnya meminjam kain untuk dekor
panggung wayang, layar LCD untuk menampilkan gambar ilustrasi cerita, hingga
speaker aktif untuk menghidupkan suasana pementasan. Selain keterlibatan
sekolah, Saya juga sangat mengharapkan dukungan dari orang tua siswa agar
selalu mendukung proses kreatif anak-anaknya dengan cara selalu memantau
hasil karya anaknya baik di youtube kelas maupun instagram resmi kelas,
bahkan orang tua juga diperkenankan untuk memberikan kritik maupun saran
melalui kolom komentar. Hal ini sekiranya perlu dilakukan agar muncul sinergi
positif untuk saling menguatkan agar tanggung jawab mendidik anak tidak hanya
menjadi tanggung jawab guru semata, melainkan juga membutuhkan peranan orang
tua mereka di rumah pula. b) Tantangan
untuk meningkatkan daya inovasi dan kreativitas siswa Ilustrasi 6. Kegiatan siswa didalam melakukan penciptaan karya kreatif dengan media buku mumbul dengan proses pendampingan yang dilakukan oleh guru sosiologi di dalam kelas Didalam menciptakan iklim pembelajaran kekinian,
inovasi dan kreativitas adalah salah satu fokus utama perubahan yang harus
dapat dibangun oleh guru untuk mewujudkan proses belajar yang gembira dan
menginspirasi. Tetapi pasca pandemi covid 19, ada penurunan daya inovasi dan
kreativitas siswa untuk dapat melakukan penciptaan karya ( creating a school project)
yang disebabkan oleh faktor lingkungan tempat tinggal siswa yang
mungkin kurang mendukung munculnya daya kreativitas mereka untuk mencipta
dikarenakan pengaruh teman bergaul ( terlalu banyak bermain game online
bersama atau kerap disebut “MABAR”, terlalu banyak menyaksikan drama korea
ataupun film sejenis hingga larut malam, dan aktivitas lainnya yang kurang
baik secara berlebihan). Selain faktor pertemanan , kesibukan pekerjaan orang
tua ataupun kondisi ekonomi keluarga yang terpuruk akibat pandemi yang
mengakibatkan kurang terpantaunya aktivitas belajar anak, khusunya untuk
pembelajaran proyek yang membutuhkan kemampuan anak untuk mencipta karya
dengan baik. Oleh karenanya Saya pribadi selaku guru harus bisa berusaha
untuk meningkatkan kembali kretivitas dan daya inovasi belajar mereka pasca
pandemi covid 19 dengan merancang pembelajaran proyek yang penuh kreativitas
dan dapat memunculkan semangat mereka untuk belajar di sekolah dengan
gembira. Dalam penciptaan iklim pembelajaran proyek yang
gembira ini tentunya saya sangat membutuhkan keterlibatan pihak lain yang
dapat mensukseskan kegiatan peningkatan kreativitas belajar siswa, seperti
halnya keterlibatan kepala sekolah SMAN 11 Semarang yang memperbolehkan saya
untuk mengeksplore ragam inovasi pembelajaran kreatif dengan mengikuti
pelatihan maupun pendidikan singkat melalui kegiatan daring maupun lurug yang
bermanfaat utuk pengembangan iklim pembelajaran inovatif dan kreatif, Selain
itu untuk proyek buku mumbul ini saya juga menjalin kerjasama dengan kantin
sekolah agar pemilik kantin berkenan untuk saya minta dukungannya didalam
mensukseskan pembelajaran buku mumbul ini, semisal dengan keikhlasannya mau
memberikan kardus bekas air mineral, mie instan, maupun kardus makanan lain
yang sudah tidak terpakai untuk dapat digunakan sebagai bahan media pembuatan
karya pembelajaran di sekolah. Selain keterlibatan sekolah. Saya juga sangat
mengharapkan dukungan dari orang tua siswa agar selalu mendukung proses
kreatif anak-anaknya dengan cara selalu memantau hasil karya anaknya baik di
youtube kelas maupun instagram resmi kelas, bahkan orang tua juga
diperkenankan untuk memberikan kritik maupun saran melalui kolom komentar.
Hal ini sekiranya perlu dilakukan agar muncul sinergi positif untuk saling
menguatkan agar tanggung jawab mendidik anak tidak hanya menjadi tanggung
jawab guru semata, melainkan juga membutuhkan peranan orang tua mereka di
rumah pula. c) Tantangan
untuk meningkatkan motivasi siswa untuk gemar membaca ( sadar literasi ) Pasca pandemi covid 19, terjadi penurunan yang
sangat signifikan terhadap minat baca (budaya baca) peserta didik, hal itu
disebabkan karena selama pembelajaran daring di rumah, terkadang pasca
kegiatan pembelajaran harian usai, tidak ada pihak yang memantau secara
berkelanjutan tentang kegiatan literasi yang mereka lakukan, seperti halnya
orang tua yang mungkin saja bekerja sehingga tidak bisa memberikan pantauan
yang maksimal, Selain itu selama pandemi berlangsung, intensistas siswa untuk
bermain game online melalui gawai maupun melakukan aktivitas hiburan lainnya
via internet mengalami peningkatan yang sangat besar usai kegaiatan
pembelajaran daring usai di pukul 13.00 siang dan kecenderungannya tidak ada
pihak yang menegur mereka apabila terlalu lama bermain gawai. Oleh karenanya
ketika pandemi usai dan sekolah kembali diberlakukan secara luring, Saya
pribadi selaku guru harus bisa berusaha untuk meningkatkan kembali minat baca
( budaya literasi) mereka pasca pandemi covid 19 dengan merancang bahan baca
yang menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik. Ilutrasi
7. Kegiatan siswa didalam melakukan kegiatan literasi dengan media komik
sosiologi dengan proses pendampingan yang dilakukan oleh guru sosiologi di dalam
kelas Dalam penciptaan iklim peningkatan budaya baca yang
positif ini tentunya saya sangat membutuhkan keterlibatan pihak lain yang
dapat mensukseskan kegiatan peningkatan kreativitas belajar siswa, seperti halnya
keterlibatan kepala sekolah SMAN 11 Semarang yang sudah berupaya penuh untuk
membuat perpustakaan sekolah yang lebih ramah anak ( menyediakan tidak hanya
buku pelajaran semata, tetapi juga menyediakan buku fiksi maupun hiburan,
bahkan memfasilitasi kemunculan buku digital dan E Book Corner di
perpustakaan “Lentera Ilmu” SMAN 11 Semarang ) , Selain itu untuk proyek penciptaan
komik sosiologi yang saya buat , saya juga kerap berkomunikasi dan menjalin
kerjasama dengan Kak Kempho Antaka ( selaku pendongeng dan ilustrator gambar
komik anak yang terkenal di Kota Semarang ) agar proses penciptaan ilustrasi
komik yang dibuat guru dapat maksimal , sehingga dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk membaca dengan media baca yang menarik serta berbeda dari yang lainnya.
Selain keterlibatan sekolah. Saya juga sangat mengharapkan dukungan dari
orang tua siswa agar selalu mendukung proses belajar anak-anaknya dengan cara
selalu memantau hasil belajar anaknya setiap harinya, Hal ini sekiranya perlu
dilakukan agar muncul sinergi positif untuk saling menguatkan agar tanggung
jawab mendidik anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru semata, melainkan
juga membutuhkan peranan orang tua mereka di rumah pula. d) Tantangan
untuk meningkatkan kemampuan personal tiap siswa untuk menguasai IPTEK modern
yang dapat meununjang proses pembelajaran abad 21 yang melek teknologi Ilutrasi
8. Kegiatan siswa didalam melakukan kegiatan syuting vlog sosiologi dengan proses pendampingan yang dilakukan
oleh guru sosiologi Selama ini, dikala pandemi covid 19 berada di puncak
pesebarannya, kebanyakan siswa hanya memanfaatkan gawai untuk bermain game
online, menonton drama Korea favorit, maupun untuk aktivitas pembelajaran
daring semata. Anggapan kita selama ini selalu mengaasumsikan bahwa gawai
lebih banyak merugikan ketimbang manfaatnya, khusunya untuk proses
pembelajaran dikelas. Padahal dalam realitanya, ketika aktivitas pembelajaran
luring kembali diberlakukan, teknologi gawai canggih yang mereka miliki dapat
kita gunakan untuk mendukung proses pembelajaran dengan menambah beberapa
aplikasi bermanfaat yang dapat diunduh di playstore. Dalam penciptaan iklim belajar pasca pandemi yang
sangat memanfaatkan teknologi IPTEK,
tentunya saya sangat membutuhkan keterlibatan pihak lain yang dapat
mensukseskan kegiatan peningkatan belajar kreatif siswa berbasis IPTEK ini,
seperti halnya keterlibatan kepala sekolah SMAN 11 Semarang yang sudah
berupaya penuh untuk meningkatkan fasilitas wifi corner di seluruh lingkungan
SMAN 11 Semarang dengan kekuatan jaringan yang memadai dan dapat mendukung
proses berjalannya kegiatan belajar mengajar berbasis IPTEK, Selain itu dalam
proses pembelajarannya, setiap siswa yang memiliki kemampuan penguasaan
teknologi komputer maupun kemampuan IPTEK di atas rata-rata siswa lainnya
bisa saling “sharing imu pengetahuan”
atau menerapkan model pembelajaran tutor sebaya terkait aplikasi pembelajaran
yang memanfaatkan IPTEK. Selain keterlibatan sekolah. Saya juga sangat
mengharapkan dukungan dari orang tua siswa agar selalu mendukung proses pembelajaran
berbasis IPTEK anak-anaknya dengan cara selalu memantau hasil belajar anaknya
setiap harinya yang bisa dipantau melalui youtube kelas maupun instagram
kelas anaknya yang dibuat khusus untuk memajang hasil karya pembelajaran, Hal
ini sekiranya perlu dilakukan agar muncul sinergi positif untuk saling
menguatkan agar tanggung jawab mendidik anak tidak hanya menjadi tanggung
jawab guru semata, melainkan juga membutuhkan peranan orang tua mereka di
rumah pula. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini |
Berbagai tantangan
yang ada di atas harus segera di selesaikan dengan baik oleh seorang guru
profesional, diantaranya yaitu : 1)
Media
Pembelajaran Guru
harus menggunakan ragam
media pembelajaran yang maenari, baik itu yang berupa media ajar konvensional
maupun yang berbasis pada penguasaan teknologi
Informasi dan Komunikasi agar rasa
antusiasme siswa untuk belajar seluruh peserta didiknya dapat terus
dikembangkan dan diarahkan pada proses belajar yang gembira serta
menginspirasi, seperti halnya yang tertuang pada program kurikulum merdeka.
Di dalam pembelajaran sosiologi di SMAN 11 Semarang, Saya pribadi sudah
berusaha untuk menggunakan ragam media ajar yang dapat mengasah kreativitas
dan memtivasi siswa, seperti
halnya menggunakan wayang sosiologi, buku mumbul perubahan sosial, komik
Sosiologi yang full color, hingga pembelajaran berbasis IPTEK yang tertuang
pada projek pembuatan vlog sosiologi “VLOGGY” . 2)
Model
Pembelajaran Dalam penentuan model pembelajarannya, Guru
diharapkan dapat menyusun
sintak dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan
tahapan pembelajaran, baik itu yang menggunakan model pembelajaran PjBL
(Project Base Learning) maupun PBL (Problem Based Learning) . diharpkan
dengan model pembelajaran yang baik serta sesuai dengan alur pembelajaran
yang tertuang dalam sintaks, seluruh peserta didik dapat memaknai apa arti
dari merdeka belajar yang sesungguhnya, yaitu memberikan kemandirian kepada murid
dalam proses belajar dan kemerdekaan bagi lingkungan Pendidikan untuk
menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. 3)
Penilaian Dalam melakukan proses penilaian, Seorang
guru juga dituntut untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Tentunya dalam instrumen yang lengkap mulai
kisi-kisi soal, indikator pencapaian setiap ranah, dan rubrik penilaian untuk
melengkapi penilaian diakhir pembelajaran.
Dalam pembelajaran sosiologi yang saya terapkan di SMAN 11 Semarang,
Penilaian terhadap siswa dapat dilakukan melalui bnetuk penilaian dengan
bentuk penugasan, projek, ataupun potofolio. Selama melakukan aksi PPL kali
ini saya lebih banyak melakukan penilaian dengan model projek,seperti halnya
yang saya terapkan pada pembelajaran vlog, wayang sosiologi, dan buku mumbul
perubahan sosial. 4)
Fasilitas
Pembelajaran Dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan
bermakna bagi siswa, Guru bisa mendesign ruangan
dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapian, dan keindahan sehingga siswa
memiliki motivasi belajar yang baik serta pembelajaran yang nyaman dengan
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Seperti halnya dalam praktik pembelajaran PPL yang saya lakukan di SMAN 11
Semarang, Saya memanfaatkan fasilitas in door maupun outdoor sebagai
lingkungan belajar siswa yang nyaman. Seperti halnya untuk pementasan wayang
sosiologi di aksi PPL yang pertama, Saya mendekor kelas agar terlihat seperti
panggung pementasan teater wayang boneka , kemudian di Aksi PPL yang keempat
pada saat pembuatan Vlog saya mengijinkan siswa untuk memanfaatkan fasilitas
taman sekolah yang indah untuk pengambilan gambar. Pemanfaatan fasilitas sekolah ini sangatlah penting
untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran yang bermakna di lingkup
SMAN 11 Semarang. |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah
yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain
terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan
atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut |
1)
Dampak Aksi Yang Dilakukan Ternyata dari aksi yang dilakukan dari tiap langkah pembelajarannya,
baik yang dilakukan guru dengan penggunaan media pembelajaran konvensional yang menarik (
media buku mumbul, wayang kaos kaki, komik handmade bergambar) dan media
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( Vlog Keren Sosiologi (VLOGGY)) serta di
padukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning ( untuk media komik sosiologi)maupun Project Based Learning ( untuk
media wayang sosiologi, buku mumbul, dan vlog keren sosiologi) membuat siswa
lebih bersemangat dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran karena media yang digunakan oleh guru sangatlah bervariasi dan
mengasah kemampuan mereka untuk berpikir kreatif serta inovatif, bahkan ada
kalanya harus bersifat “out of the box” atau berbeda dari karya kelompok
lainnya untuk mendapatkan hasil penilaian yang maksimal . 2)
Efektivitas Hasil dari Tiap Rencana Aksi Jika melihat hasil akhir dari empat aksi PPL yang
telah Saya lakukan di SMAN 11 Semarang, Setiap model pembelajaran yang Saya
terapkan memiliki dampak positif bagi peserta didik dan bisa dikatakan sangat
efektif untuk mengubah pola pikir siswa dari yang dahulu selalu beranggapan
bahwa belajar Sosiologi selalu identik metode hafalan dan beteori sosial
saja, tetapi kini belajar Sosiologi
lebih mengarah kepada era pembelajaran bermakna yang menerapkan model
pembelajaran yang lebih sesuai dengan konteks kurikulum merdeka, tentunya
dengan menggunakan metode pembelajaran PjBL maupun PBL dengan hasil yang
memuaskan. Seperti halnya media wayang sosiologi ternyata sangat efektif
untuk memunculkan motivasi belajar melalui suasana belajar yang lebih
menuntun mereka ke arah penciptaan karya dan mengajarkan kreativitas, media komik
sosiologi sangat efektif untuk meningkatkan budaya literasi dikarenakan media
buku yang digunakan sangat menarik dan berbeda dari buku-buku pembelajaran
konvensional lainnya, media buku mumbul sangat efektif untuk meningkatkan
kreativitas dikarenakan ada proses mencipta ( creating a school project) produk pembelajaran yang harus
dilakukan oleh peserta didik, dan media vlog sangat efektif untuk mengajarkan
ilmu baru kepada siswa dikarenakan banyak manfaat yang dapat dirasakan siswa
dari belajar IPTEK dan berbagai aplikasi pembelajaran terbarukan yang bisa
mengajarkan makna belajar yang gembira . 3)
Respon Orang lain terkait strategi yang dilakukan Terkait respon orang lain terkait strategi yang Saya
lakukan dalam pembelajaran lebih mengarah ke respon positif yang semakin
membuat diri Saya pribadi bersemangat untuk menciptakan ragam metode
pembelajaran menarik lainnya di pertemuan-pertemuan pembelajaran berikutnya
yang sesuai dengan prinsip kurikulum merdeka, yang intinya selalu mengajak
para pendidik untuk mengasah minat dan
bakat anak sejak dini yang berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter,
dan kompetensi peserta didik. 4)
Faktor penyebab Keberhasilan atau Ketidakberhasilan dari Strategi yang
dilakukan Terkait penyebab keberhasilan didalam pembelajaran lebih berfokus
kepada langkah strategi baik yang dilakukan guru didalam mempersiapkan
beragam metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswanya sekarang,
jangan sampai kita sebagai seorang guru berada di “zona nyaman” atau hanya
berkutat kepada model pembelajaran klasikal semata. Karena keberhasilan
pembelajaran sangat ditentukan oleh kesiapan guru yang dapat merancang metode
belajar yang bermakna dan melihat pula respon siswa didalam mengapresiasi
proses pembelajaran yang dilakukan, karena tentunya tanpa strategi yang
matang proses belajar yang dilakukan bisa saja mengalami ketidakberhasilan
atau kegagalan, yang dapat menyebabkan kualitas pembelajaran siswa menjadi
tidak bermakna dan proses “transfer of
knowledge” terhenti di tengah jalan . 5)
Pembelajaran Bermakna dari Keseluruhan Aksi Dari keseluruhan aksi yang telah Saya lakukan, maka saya pribadi mengambil
kesimpulan bahwa belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa
yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya
sekedar mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran. Ada banyak
pendekatan atau strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru atau pendidik
untuk menciptakan iklim pembelajaran di kelas yang memungkinkan terjadinya
pembelajaran bermakna, antara lain sebagai berikut: 1)
Terimalah peserta didik apa adanya. 2)
Kenali dan bina peserta didik
melalui penemuannya terhadap diri sendiri. 3) Usahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh peserta didik untuk
dapat memlilh dan menggunakannya. 4) Gunakan pendekatan iquiry-discovery ( kegiatan belajar
yang mengutamakan aktifitas peserta didik ), Inkuiri
menekankan pada proses mencari atau penelitiannya, sedangkan discovery menekankan
pada penemuannya.. 5) Tekankan pentingnya pendekatan diri sendiri dan biarkan peserta didik
mengambil tanggung jawab sendiri untuk memenuhi tujuan belajarnya Setelah saya melakukan praktik baik
dalam pembelajaran Sosiologi di SMAN 11 Semarang, ternyata ada tiga manfaat penting dalam menerapkan pembelajaran
bermakna bagi siswa saya, yaitu: pertama,
informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat; kedua,
informasi-informasi baru yang dibangun siswa akan memudahkan proses belajar
berikutnya untuk materi belajar berkelanjutan; dan, ketiga, informasi
yang dilupakan sesudah terbangun struktur pengetahuan baru akan mempermudah
proses belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terlupakan. |
Komentar
Posting Komentar